1.
Pengertian
Periklanan
“Periklanan adalah komunikasi komersil dan
nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan
ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio,
koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau
kendaraan umum”.
Pengertian periklanan menurut
Fandy Tjiptono (2005:226)mengatakan bahwa: “Iklan adalah bentuk komunikasi
tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keungulan atau keuntungan
suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa
menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian”.
![*](file:///C:/Users/nelson/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Masyarakat Periklanan Indonesia
mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang
disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.
Kasali (2007:11).
Secara sederhana iklan adalah
pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu
media. Menurut Kasali (2007:9).
Sedangkan menurut Kotler &
Keller yang dialih bahasakan olehBenyamin Molan (2007:244) Iklan adalah segala
bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh
sponsor tertentu yang harus dibayar.
Berdasarkan pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa iklan adalah semua bentuk presentasi nonpersonal yang
dimaksudkan untuk mempromosikan gagasan, atau memberikan informasi tentang
keungulan dan keuntungan suatu produk yang dibiayai pihak sponsor tertentu.
Seiring dengan perkembangan
manusia, kita sering melihat iklan yang unik, lucu, ataupun seringkali menjadi
hal yang aneh untuk dilihat. Perkembangan teknologi yang semakin canggih pun
menunjang untuk membuat para konseptor iklan menjadi semakin mudah dan leluasa
dalam merealisasikan ide-ide mereka untuk membuat berbagai macam iklan berikut
efek ataupun desain yang diinginkan oleh konseptor. Tak jarang iklan yang ada
saat ini sudah menjadi hal yang sangat wajib untuk para pengusaha mempromosikan
produk mereka, pemerintah menginfokan iklan layanan masyarakat, untuk
menginformasikan sebuah acara, ataupun hal-hal lainnya. Ternyata iklan atau advertising sudah ada sejak zaman dulu.
Advertising dilakukan dalamberbagaibentuk“mempublikasikan”berbagai
peristiwa (event) dan tawaran (offers). Metode iklan
pertama yang dilakukan oleh manusia sangat sederhana. Pemilik barang yang ingin
menjual barangnya akan berteriak di gerbang kota menawarkan barangnya pada
pengunjung yang masuk ke kota tersebut. Iklan sudah dikenal manusia dalam
bentuk pesan berantai yang bentuknya pengumuman-pengmuman. Pesan berantai itu
disampaikan dari mulut ke mulut untuk membantu kelancaran proses jual-beli.
Iklan
tertulis mulai ditemukan pada masa Babylonia 3000 SM berupa kepingan tanah liat
(clay tablet) bertuliskan prasasti tentang dealer salep (ointment dealer), juru
tulis (scribe) dan pembuat sepatu. Peninggalan Mesir dan Yunani Kuno berupa
pengumuman-pengumuman di dinding dan naskah di daun papirus, memberikan
pengumuman tentang datangnya kapal pembawa anggur, rempah-rempah, logam,
barang-barang dagangan baru, acara-acara (pertarungan gladiator) yang bakal
digelar, budak yang lari dari tuannya. Orang-orang Roma mengecat dinding
untuk mengumumkan perkelahian gladiator. Iklan pada jaman ini hanya berupa
surat edaran. Karena masih banyak yang buta huruf, pengumuman-pengumuman itu
dibacakan oleh tukang teriak (town crier) yang biasa didampingi pemain musik.
Terakota
Yunani dan Romawi Kuno sudah digunakan untuk mengumumkan lost & found. Di
reruntuhan kota Pompeii terdapat tanda-tanda di terakota yang mengiklankan apa
yang dijual di toko : danging sapi (row of hams), sapi penghasil susu, kulit
untuk sepatu. Disaping itu juga ditemukan bukti-bukti adanya pesan-pesan politik.
Orang-orang Ponosea melukis gambar untuk mempromosikan perangkat
keras mereka di batu-batu besar di sepanjang jalur
parade. Di Pompei misalkan, banyak lukisan seorang tokoh
politisi dan meminta dukungan suara dari masyarakat. Di Perancis, traditional
advertising sudah marak tahun 550Sebelum Masehi untuk
mengiklankan kaum negro sebagai budak.
Pada zaman Julius Caesar di eropa banyak toko dan
penginapan yang sudah pakai tanda, papan nama, atau simbol, untuk membantu
mereka yang buta huruf. Misalnya
penginapan dengan simbol Man in The Moon, Three Squirrels, Hole in The Wall.
Untuk ribuan tahun-tahun awal, orang beriklan untuk mempromosikan dua hal,
tempat dan jasa. Iklan di bawah ini adalah contoh pertama. Begitu juga plang di
depan kedai minum dan penginapan. Demikian pula berbagai gambar di batu
cadas(rock paintings) di berbagei situs lama di Asia, Afrika, dan Amerika Latin
menunjukkan kehadiran “iklan” di masa lalu.
Masa setelah ditemukannya mesin cetak
Penemuan mesin cetak Gutenberg 1450 meningkatkan angka
melek huruf sehingga merangsang orang untuk berbisnis iklan. Periklanan jadi
bisnis massal. Bentuk awalnya berupa poster,handbill (selebaran), dan iklan
baris (classified) di surat kabar. Pada
tahun 1472 William Caxton di London mencetak iklan berbahasa
Inggris pertama berupa selebaran (handbill) berisi tuntunan keagamaan tentang
perayaan paskah (rules for the guidance of the clergy at easter). Versi lain
mengatakan iklannya berupa penjualan injil (prayer book). Awal abad 16 dan 17
yang banyak ditampilkan adalah iklan tentang budak belian, kuda buku, obat.
Sebagai bentuk printed advertising, periklanan berkembang di awal abad
15-16. Beberapa waktu kemudian mulai muncul metode iklan dengan tulisan
tangan dan dicetak di kertas besar yang berkembang di Inggris. Iklan pertama
yang dicetak di Inggris ditemukan pada Imperial Intelligencer Maret 1648.
Pada tahun 1622 Surat kabar
terbit di Inggris terbit untuk pertama kalinya,The Weekly News kemudian disusul
The Tattler yang terbit tahun 1709 dan The Spectator yang terbit pada 1711.
Ketiga Koran ini merupakan media cetak yang membawa lembaran iklan secara
piggy-back. Pada tahun 1655 istilah
iklan (advertisement) muncul pertama kali dalam injil untuk menunjuk istilah
“peringatan”/“pemberitahuan” (warning/ notification). Pada tahun 1660 mulai istilah itu dipaka untuk keperluan
informasi komersial (commercial information), khususnya oleh para saudagar
toko.Pesan-pesan iklan lama kehalaman semakin simple dan inovatif sejak tahun
1700 dan 1800-an. Pada tahun 1690 lahir
Public Occurencs Both Foreign and Dometic, Koran (tidak harian) pertama di
Amerika hanya membuat satu berita (issue).
Periklanan
secara nyata mulai menunjukkan kemajuan di awal abad 17 di Inggris untuk
mempromosikan buku dan Koran yang mulai berkembang.Pada abad ke-17 di Inggris,
pesan-pesan komersial masih berbentuk poster atau selebaran lepas yang dikirim
dalam lipatan surat kabar. Produk yang paling banyak diiklankan pada masa ini adalah
buku dan obat-obatan. Pada tahun 1704 Boston
Newsletter, koan AS pertama yang muat iklan, berupa tawaran hadiah bagi yang
bisa menangkap pencuri baju.
Iklan-iklan media cetak pada abad 18 umumnya ditunjukan
pada sasaran pembaca di Eropa yang menyebutkan adanya tanah-tanah garapan yang
menantang untuk masa depan di Amerika. Salah satunya iklan ada tanah 150 ha di
Philadelphia. Pada tahun 1729 Iklan pertama di surat kabar “
Pennysilvania Gazette” yang terbit di Amerika Serikat. Amerika waktu itu masih
menjadi wilayah jajahan Inggris, dan surat kabar yang didirikan oleh Benjamin
Franklin itu berhasil mencapai tiras tertinggi serta pendapatan iklan terbesar
pada masanya.
Pada tahun 1740 poster cetak outdoor pertama muncul di London (disebut
“hoarding”).
Pada tahun 1776 muncul
iklan proklamasi kemerdekaan AS di Pennsylvania Evening Post and Daily
Advertiser, Koran yang terbit secara harian pertama di AS.
Ketika
aktivitas perekonomian mulai meningkat diberbagai penjuru dunia, di abad 18-an,
di Amerika Serikat, periklanan mulai mendapat perhatian besar. Beberapa
toko di Eropa mulai berfungsi sebagai agen yang mengumpulkan iklan untuk surat
kabar. Bisa jadi Sears catalog menjadi inspirasi bagi lahirnya iklan display di
media cetak. Sears adalah pelopor rantai toko (chain stores) di A.S yang
kemudian berkembang menjadi department stores. Kehadiran Sears yang
menjual berbagai barang secara lengkap menggantikan toko-toko serupa berskala
kecil yang pada waktu itu disebut dengan mercantile.
Untuk
memudahkan pelanggan, karena pada masa itu transportasi masih terbatas, Sears
menerbitkan katalog tentang semua barang yang dijual dan para langganan dapat
memesan melalui pos (mail order). Setiap barang yang ditawarkan ditampilkan secara menarik
dengan foto-foto dan gambar-gambar yang atraktif. Begitu populernya Sears
Catalog di masa lalu, sampai-sampai ia disebut sebagai Injil Petani (Farmers
Bible)
Tampilan dan peragaan produk seperti di Sears Catalog
itulah yang kemudian dijumpai di berbagai surat kabar dan majalah di Amerika
Serikat, serta kemudian menyebar ke seluruh dunia. Di masa kini penampilan
seperti itu sering disebut sebagai display advertising (iklan komersial). Pada
abad ke-19 mulai dikenal pembelian ruang iklan melalui agen perseorangan
(menyalurkan lagi ke perusahaan periklanan). Pada masa dinasti Edo di Jepang,
awal abad-19 selebaran yang didistribusikan bersama surat kabar juga banyak
membawa pesan-pesan komersial, khususnya tentang obat-obatan. Pertumbuhan
ekonomi dunia yang mulai bergerak pesat pada awal abad ke-19 akhirnya memicu
hadirnya iklan di surat kabar amerika Serikat, beberapa surat kabar mulai
memuat pesan-pesan singkat tentang produk, tampil dengan huruf-huruf kecil di
dalam kotak, di antara berita dan Tulsan lain. Iklan yang saat ini disebut
sebagai classified advertisement ini mempromosikan berbagai jenis barang dan
jasa. Advertising modern sendiri yang
mulai berkembang tahun 1960an, jauh berbeda dengan advertising masa lampau.
Pada tahun ini, periklanan menemukan bentuknya yang modern dengan karya-karya
kreatif yang menakjubkan. Perintis iklan dengan landasan karya kreatif yang
digarap secara apik ini dipelopori oleh seri iklan mobil kodok volkswagen yang
menampilkan judul-judul seperti “Think Small“ dan “ Lemon.“
Iklan-iklan Volkswagen inilah yang meletakkan dasar positioning
dan uniqe sallingproposition (USP) dalam periklanan yang masih
dipegang hingga kini. Konsep ini mengikat (associate) setiap brand dengan satu
sspesific idea yang khas yang menancap di benak konsumen.
Di akhir 1980 dan awal 1990 memperlihatkan kemunculanTv
Kabel dan MTV, sebagai bagian darinya. Sebagai Pionir dalam konsep musik-video,
Pelayanan MTV merupakan sebuah tipe periklanan yang baru. Konsumen lebih
menyimak pesan yang diiklankan MTV dibandingkan dengan membeli setelah mendapat
informasi dari media lain. Saat tv kabel dan tv satelit mengalami peningkatan
secara umum, beberapa saluran berada di posisi puncak, termasuk saluran yang
seluruh durasinya berisi iklan seperti QVC, Home Shopping Network, dan Shop Tv.
Sejarah Periklanan Indonesia
Setelah
sejarah periklanan di dunia, kita dapat melihat dampaknya melalui sejarah
periklanan yang dialami bangsa kita sendiri. Awal mula pemanfaatan iklan di
Hindia Belanda dimulai dari penggunan teknologi percetakan. Percetakan mulai
dikenal saat Belanda datang. Tahun 1602 para pedagang besar dan penguasa
belanda bergabung dalam organisasi dagang VOC ( Verenigde Nederlandsche
Oost-Indische Compagnie). Kesadaran akan pentingnya pers membuat VOC, dan para
misionaris mendatangkan percetakan. VOC menggunakannya untuk mencetak peraturan
sedangkan misionaris untuk menerbitkan litertur agama dalam bahasa daerah.
Pada tahun 1615 terbit sebuah
berkala dengan tulisan tangan, Memorie De Nouvelles. Sejak abad ke-16
Belanda merupakan pusat penulisan silografi (tulisan tangan indah) di Eropa.
Tulisan tangan ini dipergunakan oleh Jan Pieterzoon Coen, pendiri Batavia dan
Gubernur Jendral Hindia Belanda tahun 1619-1629, untuk mengirim berita kepada
pemerintah setempat di Ambon dalam , Memorie De Nouvelles. Tulisan
tangan yang indah tersebut ternyata refleksi dari naluri bersaing pemerintah
Hindia Belanda dengan Portugis. Coen “menulis” iklan untuk melawan perdagangan
portugis. Jan Pieterzoon Coen dianggap sebagai perintis penggunaan iklan di
Hindia Belanda.
Isi
tulisan Coen berupa kutipan surat-surat, salinan berita surat kabar yang terbit
di Eropa, peraturan-peraturan penting, dan sebagainya. Lebih dari satu abad
setelah Jan Pieterzoon Coen meninggal, tulisan tangannya diterbitkan kemali di
suratkabar bataviasche Nouvelles yang merupakan surat kabar pertama yang
diterbitkan pada masa Gubernur Jenderal Gustaaf Willem ‘Baron Van Imhoff pada 8
Agustus 1744. Surat kabar tersebut dapat dikatakan sebagai lembaran iklan,
karena sebagian besar yang dimuat adalah iklan perdagangan, pelelangan, dan
pengumuman-pengumuman penting pemerintah VOC. Dengan demikian, iklan yang
dimuat merupakan iklan pertama di Hindia Belanda. Hal ini menunjukan bahwa
surat kabar dan iklan lahir bersamaan, sejak itu pula penerbitan pers
bermunculan yang disertai dan disokong dengan iklan.
Bataviasche
Nouvelles yang berorientasi pada iklan tersebut tampaknya membuat khawatir
dewan direktur VOC. Mereka takut pesaing Eropa akan memanfaatkan informasi
tentang kondisi perdagangan di Hindia Belanda, yang hal tersebut bisa
mengganggu monopoli VOC. Bataviasche Nouvelles akhirnya berhenti terbit pada 20
Juni 1746 meski baru 2 tahun beroperasi.
Kabutuhan
akan media informasi untuk mempublikasikan berita pelelangan yang
diselenggarakan VOC sudah tidak terelakan lagi, pada tahun 1776 pemerintah
memberi izin L. Dominicus, seorang ahli percetakan di Batavia, untuk
menerbitkan sebuah surat kabar. Kemudian lahirlah surat kabar mingguan Het
Vendunieuws ( berita lelang). Semua pelelangan yang diselenggarakan oleh
perusahaan dagang di bawah naungan VOC diiklankan secara gratis di surat kabar
tersebut, sementara di luar perusahaan VOC dikenakan biaya.
Pada
31 Desember 1799, VOC secara resmi dialihkan kepada Bataafse Republiek (
pemerintahan Belanda di bawah kependudukan Prancis ). Het Vendunieuws
menghentikan penerbitannya pada 1809. Kemudian Gubernur Jenderal Herman Willemo
Daendels menerbitkan Bataviasche Koloniale Courant, yang digunakan untuk
menyiarkan semua tindakan pemerintah sejauh yang menyangkut kepentingan umum.
Edisi pertama terbit pada 15 Januari 1810. Kemudian Bataviasche Koloniale
Courant tutup persis seminggu sebelum armada Inggris menaklukan Batavia
pada 1811. Pada 29 Februari 1812 pemerintah Inggris menerbitkan surat kabar
mingguan Java Gouverment Gazette yang dicetak oleh A.H Hubbard. Surat kabar ini
berisi tentang perseteruan Inggris dan Belanda, berita-berita dari Eropa, dan
berbagai artikel tentang kehidupan dan adat istiadat anak negeri. Inggris
berkuasa hingga tahun 1816 selanjutnya Java Gouverment Gazette berganti nama
menjadi Bataviasche Courant yang terbit pada 20 Agustus 1816.
Selain
di Batavia, ada beberapa surat kabar lainnya yang terbit. Surat kabar minguuan
Soerabayasche Courant di Surabaya, yang empat tahun kemudian menjadi surat
kabar harian. Di Semarang, E. Herman de Groot menerbitkan surat kabar mingguan
Semarangsch Nieuws en Advertentiebald tahun 1845, kemudian berganti nama
menjadi De Locomotief dan terbit sebagai harian. De Locomotief merupakan surat
kabar yang mempunyai pengaruh yang besar bagi pembaharuan politik kolonial.
Iklan
Media Pertama
Pemanfaatan
iklan sudah lama dikenal oleh pengelola surat kabar. Surat kabar Bintang Timoor
( Sumatra) telah menggunkan iklan untuk meluncurkan produknya. Pada penerbitan
pertama pada 4 Januari 1865. Selain iklan, bagaimana meraih banyak pelanggan
juga tak dikesampingkan oleh para penerbit, tak jarang persaingan sengit sering
terjadi antara surat kabar. Contohnya dapat kita lihat antara Biang-Lala dan
Mataharie.
Biang-Lala
adalah surat kabar mingguan missionaris yang terbit di Batavia pada 1867 dengan
menggunakan bahasa Melayu. Biang-Lala sesungguhnya telah menggunakan ilustrasi
cukilan kayu, dan menjadikannya koran anak negeri pertama yang bergambar. Biang
lala mempunyai citra sebagai alat missionaris, oleh karena itu ia tidak bisa
mendapatkan banyak pelanggan.
Keberadaannya
kemudian mendapat saingan dari Mataharie. Diterbitkan Bruining dan Wijt di
Batavia pertengahan 1868, dan dipimpin oleh Henry Tolson. Mataharie mendapat
dukungan kuat dari pengiklan di Batavia. Surat kabar ini memuat semua jenis
iklan tanpa membebankan biaya apapun untuk menyaingi Biang-Lala.
Surat
kabar Bumi putera yang memanfaatkan iklan sebagai penunjang pemasaran adalah
Tjabaja Siang. Surat kabar ini terbit bulanan di Minahasa (Sulawesi Utara)
tahun 1868. Surat kabar ini berisi tentang orientasi agama Kristen.
Brosur-Brosur Pertama
Pertumbuhan
iklan di Hindia Belanda sangat dipengaruhi oleh modal swasta yang masuk ke
perkebunan dan pertambangan pada tahun 1870. Javaasche Bank menggunakan
barang-barang cetakan untuk mengundang modal asing ke Hindia Belanda. Brosur
dan Buklet perkenalan mereka umumnya dicetak di percetakan G.C.T. van Dorp
& Co, percetakan komersial pertama di Hindia Belanda yang mempunyai rumah
cetak di Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Selain brosur, perusahaan-perusahaan
komersial juga menggunakan media periklanan. Untuk menarik perhatian, mulai
menggunakan iklan display. Iklan display pertama, menggunakan kekuatan bahasa
gambar dalam rancangan desain grafis, adalah iklan pelayaran
Nederlandsch-Indische Stoomvart Maarschappij yang dimuat di De Locomotif pada
20 Oktober 1870.
Biro
Reklame sebagai Agen Distribusi Produk
Biro
reklame pertama yang dimiliki oleh keturunan Tionghoa adalah NVljong Hok Long
pada 1901 yang kemudian diikuti oleh Bureau Rekiame Lauw Djin — keduanya
berdomisili di Solo. Selanjutnya disusul oleh biro-biro reklame di Semarang
seperti Liem Eng Tjang & Co.,Tjioe Twan Ling, dan Ko Tioen Siang.Tjong Hok
Long dan Lauw Djin awalnya sering memproduksi iklan-iklan batik yang tergabung
dalam perusahaan Kong Sing. Modal maupun peralatan produksi biro-biro reklame
ini masih sangat sederhana. Iklan-iklan yang dihasilkan umumnya tetap
menggunakan tulisan tangan, dan produk-produk yang diiklankan terbatas pada
kebutuhan masyarakat sehari-hari, seperti batik, sabun,rokok, dan obat-obatan.
Rintisan
Biro Reklame Bumiputera
Kemunculan biro reklame milik bumiputera diawali dan kemunculan
klien-klien perusahaan rokok dan batik. lklan-iklan mereka bahkan
cukup maju karena telah berhasil menampilkan unsur persuasi yang sejajar dengan
kebutuhan informasi produk. Khususnya karena masa itu banyak orang belum
menyadari bahwa unsur informasi bagi konsumen sama penting dengan unsur
persuasi bagi produsen. Dengan perkataan lain, ciri iklan adalah lebih
menjadikannya sebagai sarana informasi, akibat tidak adanya akses informasi
lain tentang produk atau produsen yang dapat diperoleh masyarakat.
Biro reklame bumiputera yang pertama adalah Medan Prijaji mluk R.M.Tirtoadisoerjo, yang menangani produk rokok dan batik. Tetapi biro reklame yang terkenal adalah NV Hardjo Soediro. NV Hardjo Soediro yang sering mena-ngani produk rokok merancang iklan berikut ini untuk suratkabar SinarHindia, 20 Juli 1916:
Rokok Kiobot.
Selarnanja selaloe sedia Rokok-Kiobot bikinan Djokja. Klobotnja terpilih jang moeda dan manis bikinan rapi, boleh dapet dan ternbaco Kedoe dan siloek No. I.
1.000 batang model pandjang harga f 2, 1.000 batang model pendek harga 11,60. Lain onkost kirim.
Pesenan 5.000 batang dikirirn franco, boleh kirim oewang lebih doeloe atawa rembours.
Toenggoe pesenan N.y Hardjo Soediro Djojonegaran, Djogja
Ciri iklan-iklan yang sekadar meringkas informasi tidak terlepas dan struktur masyarakat dan situasi sellers market (pembeli mencari barang) di masa itu. Lebih-lebih lagi,karena hampir seluruh produk kebutuhan sehari-hari masyarakat,dari sabun hingga mobil, diimpor dari Eropa, khususnya dan Negeri Belanda.
Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI)
Asosiasi
perusahaan periklanan yang pertama berdiri di Indonesia pada tahun 1949 dengan
nama Bond van Reclame Bureaux in Indonesia atau dalam bahasa Indonesia disebut
Persatuan Biro Reklame Indonesia (PBRI). Nama resminya justru yang berbahasa
Belanda, karena pada waktu itu sebagian besar pelaku di industri periklanan
adalah orang-orang Belanda maupun keturunan Belanda. Demikian juga para
pengurusnya adalah orang-orang belanda dan keturunannya. Baru setelah PBRI
diketuai oleh orang Indonesia, Muh.Napis,maka pada tahun 1957 diputuskan
perhgantian namanya resmi menjadi PBRI. Dengan nama baru itu juga dilekukan
penyesuaian istilah dari “perserikatan” menjadi “persatuan”.
Napis
adalah seorang tokoh periklanan Indonesia yang ternyata berhasil memimpin PBRI
secara terus-menerus hingga memasuki dasawarsa 1970-an. Napis sendiri ternyata
sudah jenuh menjadi Ketua PBRI selama belasan tahun, dan menganggap bahwa
situasi seperti itu dapat mengarah kepada hal-hal yang tidak demokratis.
Pada
tahun 1971, Napis menyelenggarakan referendum di antara anggota PBRI untuk
memilih ketua yang baru, di samping juga meminta usulan perubahan Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, serta usulan perubahan kebijakan dan strategi.
Namun, ternyata referendum itu tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Napis tetap
secara aklamasi diterima sebagai ketua PBRI.
Pada
tahun 1972, Pemerintah Republik Indonesia tiba-tiba merasa perlu untuk mengatur
industri periklanan. Harsono yang ketika itu menjabat sebagai Direktur Jenderal
Pembinaan Pers dan Grafika (Dirjen PPG) Departemen penerangan, memprakarsai
diselenggarakannya Seminar Periklanan-forum nasional resmi pertama yang
diselenggarakan di Indonesia untuk membicarakan arah industri periklanan.
Seminar ini diseenggarakan di restoran Geliga, Jalan wahid Hasyim, Jakarta Pusat,
dengan ketua penyelenggaraan H.G. Rorimpandey, Ketua Umum Serikat Penerbit
Suratkabar (SPS) yang ketika itu juga Pemimpin Umum Harian Sinar Harapan.
Dalam
kesempatan itu pemerintah menyatakan bahwa PBRI adalah satu-satunya wadah
perusahaan periklanan yang diakui Pemerintah Republik Indonesia. Pernyataan ini
tampaknya didorong oleh kenyataan telah hadirnya berbagai perusahaan periklanan
yang disponsori pihak asing, dan tidak merasa berkepentingan untuk menjadi
anggota PBRI. Sekalipun pada tahun 1970 Menteri Perdagangan Prof. Dr. Sumitro
Djojohadikusumo telah menerbitkan surat keputusan yang melarang kehadiran
perusahaan periklanan asing di Indonesia, namun kenyataannya praktik “Ali Baba”
tetap menghadirkan banyak negara asing di industri periklanan Indonesia.
Pernyataan Pemerintah itu membuat hampir semua perusahaan periklanan yang baru
didirikan sekitar 1970-an kemudian mendaftar-kan diri menjadi anggota PBRI.
Seminar
periklanan itu juga memuncukan napas dan harapan baru akan munculnya generasi
modern periklanan Indonesia. Keinginan untuk berorganisasi secara serius pun
mulai tampak hidup. Napis pun semakin berharap bahwa penggantinya akan segera
muncul.
Kebetulan,
pada tahun 1972 itu juga berlangsung Asian Advertising Congress (AAC) VIII di
Bangkok. Masih dengan semangat Seminar Periklanan, beberapa tokoh periklanan
Indonesia pun segera berangkat menghadiri kongres tersebut. Mereka antara lain
adalah: Christian Wibisono, Ken Sudarto, Sjahrial Djalil, Ernst Katoppo, Abdul
Moeid Chandra, Jacoba Muaja, Usamah, dan Yo Wijayakusumah. Tidak
tanggung-tanggung, delegasi Indonesia pada waktu itu secara nekat juga
menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah AAC IX pada tahun 1974. hebatnya lagi,
usulan itu ternyata diterima. Pertumbuhan pesat industri periklanan Indonesia
tentulah menjadi faktor pembobot yang menghasilkan keputusan itu.
Semangat
untuk menjadi tuan rumah Aac IX itulah yang membuat insan periklanan Indonesia
semakin membulatkan tekad untuk berorganisasi secara rapi. Pada tanggal 20
Desember 1972, bertempat di restoran Chez Mario milik Muhammad Napis di jalan
Ir. H. Juanda III/23, jakarta Pusat, diselenggarakan Rapat Anggota PBRI. Rapat
itu juga dihadiri Direktur Bina Pers dari Direktorat Jenderal Pembinaan Pers
dan Grafika Departmen Penerangan, Drs. Tjoek Atmadi. Rapat itu mengagendakan
pemilihan pengurus baru, serta membahas kemungkinan dibentuknya sebuah asosiasi
periklanan dengan visi dan lingkup yang lebih luas. Abdul Maeid Chandra,
seorang putra Madura aktivis PBRI yang memiliki stasiun radio Trinanda Chandra
dan perusahaan perilanan dengan nama yang sama, akhirnya terpilih sebagai Ketua
Umum. Di jajaran pengurus tercatat beberapa orang tokoh periklanan Indonesia,
seperti: Savrinus Suardi, Usamah, Sjahrial Djalil, dan Yo Wijayakusumah. Mereka
adalah muka-muka baru yang sebelumnya bukan merupakan aktivis PBRI.
Rapat
Anggota juga menyepakati pembubaran PBRI dan pembentukan asosiasi yang baru
dengan nama Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI). Dengan
pembentukan PPPI, secara resmi hilang pula istilah ”biri reklame” yang berbau
kebelanda-belandaan, digantikan dengan istilah yang lebih sesuai dengan
tuntutan zaman: ”perusahaan periklanan”. Desakan untuk mengganti istilah ”biro
reklame” juga didasari pada kenyataan bahwa tukang pembuat stempel di pinggir
jalan pun menyebut diri mereka sebagai biro reklame. Pada saat didirikan, PPPI
beranggotakan 30 perusahaan periklanan. Sahrial Djalil AdForce menyumbangkan
logo bagi asosiasi yang baru itu. PPPI juga segera merumuskan Anggaran Dasar
serta Anggaran Rumah Tangga yang baru untuk menampung aspirasi periklanan
modern.
3. FUNGSI dan TUJUAN
PERIKLANAN
1. FungsiPeriklanan
Pada awal nya,fungsi iklan hanyalah salah satu jalan untuk memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya. Namun seiring dengan perkembangan zaman, iklan menjadi badian terpenting untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Selain untuk mempengaruhi konsumen melalui materi dan visualisasinya, iklan juga digunakan untuk mempertahankan konsumen yang sudah menggunakan produk tersebut agar tetap menggunakannya. Berikut ini beberapa fungsiiklan dalam kehidupan manusia.
a. Sebagai Sumber Informasi
Iklan memang merupakan sumber informasi bagi masyarakat untuk memilih alternative produk yang lebih baik atau yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Hanya dengan iklan orang bias mengetahui berbagai produk baru. Masyarakat tinggal melihat atau mendengar berbagaima camiklan tersebut, kemudian menentukan pilihan.
b. SebagaiKegiatanEkonomi
Salah satu fungsi iklan adalah untuk kegiatan perekonomian, entah untuk jangka panjang atau pendek. Kegiatan ekonomi tentu merupakan kegiatan yang sangat di butuhkan oleh manusia.Mereka semakin berlomba-lomba dalam mendapatkan keuntungan yang besar.
Dengan beriklan secara tidak langsung akan membuat para pelaku ekonomi tetap memperoduksi dan memperdagang kan produk mereka. Sedangkan bagi konsumen akan membeli berbagai produk tersebut dengan konsekuensi yang berbeda-beda. Dengan begitu maka perputaran mata uang tidak akan pernah berhenti. Kegiatan perekonomian dalam kehidupan akan terus berjalan secara alamiah.
c. Sebagai Pembagi Beban Biaya
Secara tidak langsung, periklanan juga sangat membantu terciptanya skala ekonomi yang besar bagi setiap produk yang di hasilkan.
Adanya skala ekonomi yang besarini, akan berdampak dengan menurunnya biaya produksi dan distribusi per-unit atas produk tersebut. Pada giliran nya harga jual dimasyarakat akan menjadi murah.
d. Sebagai Sumber Dana Media
Selain orang yang memiliki produk, media yang di buat untuk beriklan juga akan mendapat kan dampak positif dengan adanya iklan ini. Kedua pihak sama-sama mendapatkan keuntungan yang besar.
Jika iklan dipasang di media cetak, maka secara tidak langsung periklanan akan menunjang harga enceran atau langganan media surat kabar tersebut. Sehingga media yang digunakan promosi juga akan terjual keras. Begitu pula dengan media elektronik.Namunbegitu, dibandingkan media cetak, media elektronik seperti televise, mematok harga yang relative lebih tinggi, sehingga tidak semua orang bias beriklan disana.
e. Sebagai Identitas Produsen
Iklan juga berfungsi untuk mengenal identitas dari produsen barang tersebut. Karena memang tidak semua konsumen mengetahui produsen yang membuat barang yang dibeli dan di pakainya setiap hari. Pengenalan identita sprodusen ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan bagi konsumen untuk tetap menjadi konsumennya. Selain itu pengenalan identitas produsen ini juga dimaksudkan agar konsumen dapat membedakan dan tidak salah dengan barang milik produsen lain.
f. Sebagai Saran Control Kualitas Barang
Saat ini banyak sekali barang tiruan masuk dipasaran. Oleh karena itu, peraniklan sangat penting untuk member petunjuk pada konsumen agar tidak salah membeli barang tiruan. Melalui kegiatan periklanan, masyarakat akan terbantu untuk membedakan berbagai produk resmi dengan tiruan.
2. TujuanPeriklanan
a. Menciptakan Pengenalan Merek Produk
Pengenalan ini meliputi desain secara lengkap dari produk tersebut, termasuk berbagai kelebihan yang ada di dalamnya.
b. Mengkomunikasikan Konsep Produk
Iklan yang dipasang harus bias mengkomunikasikan produk yang di iklankan. Hal ini yang menjadi kelebihan iklan dari segi fungsional, psikologi sataun nilai pasarsasaran.Disinidiharapkan, orang sudah mampu mengetahui berbagai barang yang di iklankan dan memuncul kan rasa penasaran yang pada akhirnya memicu untuk membeli produk tersebut.
c. Mendorong Khalayak Umum Untuk Mencoba
Dengan memasang iklan orang akan tahu barang baru yang sekarang ini diproduksi. Hal ini akan memuncul kan sikap penasaran dan rasa inigin memiliki barang tersebut. Itu berarti, iklan yang dipasang sudah berfungsi sebagai mana mestinya, untuk menarik minat orang agar membeliapa yang diiklankan
d. Mendukung Terjadi nya Penjualan
Salah satu manfaat pemasangan iklan adalah mendorong orang untuk membeli berbagai produk yang di iklan kan tersebut. Sehingga penjualan pun akan meningkat dari hari kehari.
e. Membina Loyalitas Konsumen
Disamping untuk memasarkan produk, iklan juga bias di gunakan sebagai tolok ukur tingkat loyalitas yang di miliki oleh konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
f. Mengumumkan Cara Baru pemanfaatan
Tidak semua orang mengetahui cara kerja dan kegunaan dari produk yang di belinya. Melalui iklan, konsumen bias mengerti tentang barang baru tersebut dan cara memanfaatkan nya tanpa harus pusing-pusingbertanya pada pihak penjual (bukan produsen).
g. Meningkatkan citra
Meningkatnya citra produk, secara tidak langsung akan menjadi satu langkah bagu suntuk mempengaruhi seseorang agar semakin tertarik dengan barang tersebut. Salah satu jalan yang bias di lakukan untuk meningkat kan citra tersebut adalah dengan beriklan.
1. FungsiPeriklanan
Pada awal nya,fungsi iklan hanyalah salah satu jalan untuk memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya. Namun seiring dengan perkembangan zaman, iklan menjadi badian terpenting untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Selain untuk mempengaruhi konsumen melalui materi dan visualisasinya, iklan juga digunakan untuk mempertahankan konsumen yang sudah menggunakan produk tersebut agar tetap menggunakannya. Berikut ini beberapa fungsiiklan dalam kehidupan manusia.
a. Sebagai Sumber Informasi
Iklan memang merupakan sumber informasi bagi masyarakat untuk memilih alternative produk yang lebih baik atau yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Hanya dengan iklan orang bias mengetahui berbagai produk baru. Masyarakat tinggal melihat atau mendengar berbagaima camiklan tersebut, kemudian menentukan pilihan.
b. SebagaiKegiatanEkonomi
Salah satu fungsi iklan adalah untuk kegiatan perekonomian, entah untuk jangka panjang atau pendek. Kegiatan ekonomi tentu merupakan kegiatan yang sangat di butuhkan oleh manusia.Mereka semakin berlomba-lomba dalam mendapatkan keuntungan yang besar.
Dengan beriklan secara tidak langsung akan membuat para pelaku ekonomi tetap memperoduksi dan memperdagang kan produk mereka. Sedangkan bagi konsumen akan membeli berbagai produk tersebut dengan konsekuensi yang berbeda-beda. Dengan begitu maka perputaran mata uang tidak akan pernah berhenti. Kegiatan perekonomian dalam kehidupan akan terus berjalan secara alamiah.
c. Sebagai Pembagi Beban Biaya
Secara tidak langsung, periklanan juga sangat membantu terciptanya skala ekonomi yang besar bagi setiap produk yang di hasilkan.
Adanya skala ekonomi yang besarini, akan berdampak dengan menurunnya biaya produksi dan distribusi per-unit atas produk tersebut. Pada giliran nya harga jual dimasyarakat akan menjadi murah.
d. Sebagai Sumber Dana Media
Selain orang yang memiliki produk, media yang di buat untuk beriklan juga akan mendapat kan dampak positif dengan adanya iklan ini. Kedua pihak sama-sama mendapatkan keuntungan yang besar.
Jika iklan dipasang di media cetak, maka secara tidak langsung periklanan akan menunjang harga enceran atau langganan media surat kabar tersebut. Sehingga media yang digunakan promosi juga akan terjual keras. Begitu pula dengan media elektronik.Namunbegitu, dibandingkan media cetak, media elektronik seperti televise, mematok harga yang relative lebih tinggi, sehingga tidak semua orang bias beriklan disana.
e. Sebagai Identitas Produsen
Iklan juga berfungsi untuk mengenal identitas dari produsen barang tersebut. Karena memang tidak semua konsumen mengetahui produsen yang membuat barang yang dibeli dan di pakainya setiap hari. Pengenalan identita sprodusen ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan bagi konsumen untuk tetap menjadi konsumennya. Selain itu pengenalan identitas produsen ini juga dimaksudkan agar konsumen dapat membedakan dan tidak salah dengan barang milik produsen lain.
f. Sebagai Saran Control Kualitas Barang
Saat ini banyak sekali barang tiruan masuk dipasaran. Oleh karena itu, peraniklan sangat penting untuk member petunjuk pada konsumen agar tidak salah membeli barang tiruan. Melalui kegiatan periklanan, masyarakat akan terbantu untuk membedakan berbagai produk resmi dengan tiruan.
2. TujuanPeriklanan
a. Menciptakan Pengenalan Merek Produk
Pengenalan ini meliputi desain secara lengkap dari produk tersebut, termasuk berbagai kelebihan yang ada di dalamnya.
b. Mengkomunikasikan Konsep Produk
Iklan yang dipasang harus bias mengkomunikasikan produk yang di iklankan. Hal ini yang menjadi kelebihan iklan dari segi fungsional, psikologi sataun nilai pasarsasaran.Disinidiharapkan, orang sudah mampu mengetahui berbagai barang yang di iklankan dan memuncul kan rasa penasaran yang pada akhirnya memicu untuk membeli produk tersebut.
c. Mendorong Khalayak Umum Untuk Mencoba
Dengan memasang iklan orang akan tahu barang baru yang sekarang ini diproduksi. Hal ini akan memuncul kan sikap penasaran dan rasa inigin memiliki barang tersebut. Itu berarti, iklan yang dipasang sudah berfungsi sebagai mana mestinya, untuk menarik minat orang agar membeliapa yang diiklankan
d. Mendukung Terjadi nya Penjualan
Salah satu manfaat pemasangan iklan adalah mendorong orang untuk membeli berbagai produk yang di iklan kan tersebut. Sehingga penjualan pun akan meningkat dari hari kehari.
e. Membina Loyalitas Konsumen
Disamping untuk memasarkan produk, iklan juga bias di gunakan sebagai tolok ukur tingkat loyalitas yang di miliki oleh konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
f. Mengumumkan Cara Baru pemanfaatan
Tidak semua orang mengetahui cara kerja dan kegunaan dari produk yang di belinya. Melalui iklan, konsumen bias mengerti tentang barang baru tersebut dan cara memanfaatkan nya tanpa harus pusing-pusingbertanya pada pihak penjual (bukan produsen).
g. Meningkatkan citra
Meningkatnya citra produk, secara tidak langsung akan menjadi satu langkah bagu suntuk mempengaruhi seseorang agar semakin tertarik dengan barang tersebut. Salah satu jalan yang bias di lakukan untuk meningkat kan citra tersebut adalah dengan beriklan.
Pada dasar nya, tujuan akhir
dari sebuah periklanan, baik yang dilakukan oleh personal maupun perusahaan, adalah untuk merangsang terjadinya penjualan
(sales).
3. Hal-hal yang Perlu Di perhatikan
Sebelum nya kita akan membahas hal-hal lain yang harus diperhatikan saat membuatiklan, sehingga mendukung tercapai nya tujuan tersebut.
a. Produk
Biasanya, iklan di buat untuk memperkenal kan berbagai produk yang dimiliki perusahaan atau produsen. Dalam iklan harus ditunjukkan secara jelas mengenai merek, kemasan, mutu atau manfaat dari produk-produk tersebut.
b. Harga
Untuk semakin menarik minat konsumen, perusahaan dapat menawarkan peluang rabat pada iklan yang dibuatnya. Hal ini berguna agar konsumen melakukan perbandingan harga dengan merek lain dari barang yang sejenis. Harapannya, bagi konsumen yang memang mencari harga murah, tentuakan tertarik dengan produk perusahaan tersebut.
c. Distribusi
Distribusi merupakan salah satu alat untuk terus menginformasikan ketersediaan, pasokan dan layanan yang akan diberikan kepada khalayak umum secara keseluruhan.
d. Promosi
Promosi ini meliputi menonjol kan keunggulan, menawarkan alternative atau sema camu subtitusi, cara baru penggunaan, membangun citra dan lain sebagainya yang terkait dengan berbagai produk yang dimiliki perusahaan.
3. Hal-hal yang Perlu Di perhatikan
Sebelum nya kita akan membahas hal-hal lain yang harus diperhatikan saat membuatiklan, sehingga mendukung tercapai nya tujuan tersebut.
a. Produk
Biasanya, iklan di buat untuk memperkenal kan berbagai produk yang dimiliki perusahaan atau produsen. Dalam iklan harus ditunjukkan secara jelas mengenai merek, kemasan, mutu atau manfaat dari produk-produk tersebut.
b. Harga
Untuk semakin menarik minat konsumen, perusahaan dapat menawarkan peluang rabat pada iklan yang dibuatnya. Hal ini berguna agar konsumen melakukan perbandingan harga dengan merek lain dari barang yang sejenis. Harapannya, bagi konsumen yang memang mencari harga murah, tentuakan tertarik dengan produk perusahaan tersebut.
c. Distribusi
Distribusi merupakan salah satu alat untuk terus menginformasikan ketersediaan, pasokan dan layanan yang akan diberikan kepada khalayak umum secara keseluruhan.
d. Promosi
Promosi ini meliputi menonjol kan keunggulan, menawarkan alternative atau sema camu subtitusi, cara baru penggunaan, membangun citra dan lain sebagainya yang terkait dengan berbagai produk yang dimiliki perusahaan.
0 komentar:
Posting Komentar